Bupati Bengkulu Selatan Soroti Kebiasaan BAB Sembarangan Masih Tinggi

Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Meski terus mendapat bantuan dana pembangunan jamban dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat maupun pihak swasta, budaya buang air besar (BAB) sembarangan masih saja dilakukan beberapa warga. Warga lebih memilih BAB di sungai, sawah, atau kebun.

BACA JUGA:Bupati Seluma Hadiri HUT ke-52 Transmigrasi

Selama berpuluh-puluh tahun mereka melakukan kebiasaan tersebut tanpa menyadari perilaku itu sebenarnya mengundang penyakit. Penyakit diare misalnya, akrab dengan mereka. Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi SE, MM menyoroti kebiasaan BAB di Kabupaten BS masih cukup tinggi.

BACA JUGA:Spanyol Juara Piala Eropa, Rodri Pemain Terbaik, Yamal Pemain Muda Terbaik

Oleh karenanya menyebabkan  kejadian diare pada anak balita, hingga penularan penyakit lain melalui lalat yang hinggap di kotoran manusia lalu menempel pada makanan.
"Setelah bertahun-tahun menggunakan cara pendekatan sistem subsidi atau pembangunan infrastuktur jamban, angka buang air besar ternyata tetap tinggi. Kami terus evaluasi dan akan turunkan angka tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA:8 HP Terbaru 2024 cocok untuk Keluarga, Canggih, RAM 16/512 GB Baterai 6000mAh

Lanjut Bupati, dalam menekan angka BAB sembarangan kuncinya bukan hanya infrastuktur tetapi perubahan perilaku masyarakat.
Dimana, pemerintah desa sebagai perpanjangan tangan langsung harus menumbuhkan kesadaran setiap warga untuk membangun toilet sendiri.

BACA JUGA:5 Burung Paling Aneh di Bumi, Tampilannya Unik, Harganya Fantastis

Akan tetapi, pendekatannya tidak lewat penyuluhan yang terkesan normatif, namun setiap kader di desa yang sebelumnya sudah dilatih aktif menyadarkan masyarakat akan rasa malu jika BAB sembarangan, atau jijik karena meminum air yang berasal dari sungai yang tercemar tinja.

BACA JUGA:4 Jenis Burung dengan Kicau Terkeras Di Bumi, Tampilan Cantik, Tapi....

"Pada intinya kami selalu berusaha menunjukkan sisi negatif dari BAB sembarangan," beber Gusnan.
Masih kata Gusnan, puncak yang paling dikhawatirkan ketika budaya BAB masih marak yakni terancamnya tumbuh kembang anak sebagai generasi muda bangsa.

BACA JUGA:Mobil Mewah dan Canggih yang akan Rilis di Idonesia pada GIIAS 2024, Harga Terjangkau

Jika paparan tersebut berlangsung lama, bukan tidak mungkin nantinya generasi tidak bisa bersaing hingg berinovasi untuk kemajuan.
“Maka itu, bersama Dinkes Bengkulu Selatan, program lingkungan bersih dan masyarakat sehat harus terwujud. Memang butuh waktu,tapi setidaknya ada perubahan,” imbuh Gusnan.

BACA JUGA:Sepanjang 2024 Terjadi 221 Kasus Penyalahgunaan Narkotika Di Bengkulu

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan