Oknum Guru Rundung Peserta Didik Resmi Dimutasi, Novianto: Ini Yang Terakhir!
Kepala Dinas Dikbud BS, Novianto, S.Sos, M.Si -IST-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Ra (50) oknum guru SDN 82 Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) yang terbukti merundung peserta didiknya yang duduk di kelas II, resmi dimutasi.
Kepala Dinas Dikbud BS, Novianto, S.Sos, M.Si berharap kasus ini menjadi yang terakhir di Bengkulu Selatan. SK Mutasi Ra dikeluarkan Novianto tertanggal 5 Mei 2024.
BACA JUGA:Terdakwa Korupsi BTT, Mantan Kepala dan Kabid BPBD Seluma Dituntut Penjara 1 Tahun 4 Bulan
“Ra memang terbukti bersalah karena telah membuli siswanya sendiri. Kami telah memberikan sanksi sebagai bentuk teguran dengan memindahkan Ra dari sebelumnya bertugas di SDN 82 Desa Kembang Seri, ke SDN 86 Desa Karang Cayo,” ujarnya kepada Rasel, Selasa (7/5/2024).
Lanjut Novianto, pasca dimutasikan, Ra langsung bertugas di SDN 86 BS. Selain itu, Ra juga diminta menandatangani surat pernyataan agar tidak lagi mengulangi perbuatan serupa. Jika kembali terulang, maka Disdikbud BS akan memberikan sanksi yang lebih berat lagi.
BACA JUGA:Beri Informasi Keberadaan DPO Mantan Ketua PP, Polisi Siapkan Hadiah Rp 5 Juta
“Cukup ini yang terakhir, jangan ada lagi guru yang terlibat kejadian ini. Karena hal ini sangat merusak citra pendidikan dan menyebabkan trauma siswa,” beber Novianto.
Masih kata Novianto, oknum guru Ra akan terus dipantau pihaknya meski telah dipindahkan tempat tugas. Kinerja dan keseriusan Ra untuk berubah lebih baik lagi akan menjadi catatan tim pengawas sekolah.
Pihaknya tidak ingin nanti kembali terjadi tindakan serupa dan mendapat penolakan dari orang tua.
“Guru itu sebagai orang tua dan pembimbing siswa. Jadi sangat tidak baik kalau sampai keluar kata-kata kasar apalagi mengarah ke buli atau penghinaan, tentu itu melanggar etik dan bisa dipidana,” katanya.
BACA JUGA:Polisi Masih Buru Pemasok Ganja
Sementara untuk Mk siswi SDN yang sekaligus menjadi korban buli Ra telah mendapat pendampingan dari Disdikbud BS.
Bahkan, Mk sudah mulai kembali belajar seperti biasanya. Mk juga terus mendapatkan dukungan dari guru lain maupun pihak pengawas sekolah.
“Korban ini masih anak-anak. Jadi kalau mentalnya trauma itu sangat wajar. Kalau tidak didampingi takutnya malah merusak kecerdasan anak,” ungkap Novianto.