Empat Satwa Endemik Pulau Enggano di Bengkulu Terancam Punah, Maraknya Perburuan Jadi Penyebab Utamanya
BURUNG KACA MATA: Salah satu satwa endemik Pulau Enggano Bengkulu, burung kaca mata yang terancam punah-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Tiga satwa endemik Pulau Enggano di Bengkulu terancam punah.
Empat satwa tersebut adalah burung kaca mata ( Enggano White-eye), Pergam Enggano (Ducula oenothorax), Celepuk Enggano (Otus enganensis), dan burung Anis Enggano (Zoothera leucolaema).
Penyebab utama berkurangnya populasi satwa endemik Pulau Enggano tersebut adalah pembuukaan hutan dan maraknya perburuan.
Dahulu Pulau Enggano merupakan salah satu daerah terisolir di Bengkulu. Pulau yang berada di tengah tengah laut Bengkulu dan masuk wilayah Administrasi Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu ini awalnya sulit diakses.
BACA JUGA:Dinilai Rundung Peserta Didik, Guru SDN 82 Bengkulu Selatan Bakal Dimutasi
Seiring berjalannya waktu dan pesatnya pembangunan di Bengkulu, akses menuju Pulau Enggano menjadi lancar, transportasi utamanya menggunakan angkutan laut.
Di Pulau Enggano sudah dibangun dermaga tempat kapal bersandar. Kemudian pemerintah juga sudah membangun bandara perintis di pulau itu.
Lancarnya transportasi di pulau ini membuat mobilitas masyarakat menjadi lancar, apalagi saat ini pulau Enggano sudah menjadi sebuah kecamatan.
Pesatnya pembangunan di daerah itu membuat banyak masyarakat dari luar masuk ke Pulau Enggano untuk menggarap lahan.
Akibatnya habitat satwa endemok Pulau Enggano menjadi sempit, kondisi ini diperburuk lagi dengan maraknya perburuan.
BACA JUGA:KPU Bengkulu Selatan Tetapkan Perolehan Kursi Parpol dan Caleg Terpilih Pemilu 2024
Satwa endemik Pulau Enggano pertama yang terancam puna adalah Burung Kaca Mata.
Burung ini hanya dapat ditemukan di hutan dan semak belukar pulau Enggano.
Burung bertubuh mungil ini banyak diburu lantaran warna bulunya yang cantik dan unik serta suara kicaunya yang merdu.
Sayangnya burung endemik Bengkulu ini belum masuk daftar satwa dilindungi, akibatnya keberadaannya mulai langka akibat maraknya perburuan.
Makanan utama burung kaca mata adalah sari bunga dan buah buahan, sehingga burung ini sangat mudah dipelihara.
BACA JUGA:5 Kerajaan Terbesar dan Terkuat Sepanjang Sejarah Indonesia, Disegani Bangsa Asing, Ini Daftarnya
Suaranya yang merdu membuat para pecinta kicau mania sering menjadikan burung keca mata ini sebagai masteran burung murai batu.
Satwa Endemik Bengkulu ini memiliki ciri ciri khusus yakni bulu berwarna putih melingkari bola matanya.
Bulu putih yang melingkari bola mata ini terlihat seperti kaca mata, sehingga burung ini disebut burung kaca mata.
Burung yang dalam bahasa inggris disebut Enggano White-eye ini memiliki ukuran tubuh yang mungil, tidak jauh beda dengan burung emprit atau burung gereja.
Panjang tubuhnya kurang lebih hanya sekitar 11 cm. Bulu bagian kepala, punggung hingga pangkal ekor berwarna zaitun. Sedangkan untuk bulu bagian dada berwarna abu abu. Sedangkan paruh dan kakinya berwarna hitam.
Burung ini masuk dalam golongan burung kicau, biasanya burung ini akan gacor berkicau pada pagi dan sore hari.
BACA JUGA:Peluang Usaha Pertanian Cepat Hasilkan Uang Di Desa, Pendapatan Bisa Ratusan Juta, Ini Jenis Tanamannya
Satwa endemik Pulau Enggano terancam puna yang kedua adalah Pergam Enggano (Ducula oenothorax).
Burung ini memiliki ciri ciri berbadan besar menyerupai burung merpati.
Bulu sayap dan punggung berwarna hijau gelap, bagian dada hingga leher berwarna kelabu pucat dihiasi warna merah tipis.
Burung ini mendiami hampir seluruh kawasan Pulau Pnggano dengan makanan utamanya adalah buah kayu.
Walaupun di daerah lain juga memiliki burung pergam atau merpati hutan, namun tidak ada yang sama persis dengan pergam Enggano.
Burung ini memiliki berbagai macam suara, namun yang paling dominan adalah suara mendengkur.
Selain warnanya yang cantik, tubuhnya yang besar membuat burung ini menjadi incaran para pemburu.
Kebanyakan burung ini diburu untuk dimasak, hanya sebagian kecil yang ditangkap untuk dipelihara.
Biasanya para pemburu menangkap burung pergam Enggano menggunakan jaring dan ditembak.
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini 6 Jenis Padi Lokal Indonesia Populer 2024, Tahan Serangan Penyakit, Hasil Melimpah
Satwa endemik terancam punah yang ketiga di pulau Enggano adalah burung Celepuk Enggano (Otus enganensis).
Celepuk Enggano sering juga disebut burung hantu bertubuh kecil. Burung ini memiliki warna bulu coklat kemerah merahan.
Bola mata berwarna kuning dan terlihat menyala jika terkena cahaya saat malam hari.
Burung ini mendiami hutan dan tepi hutan pulau Enggano. Burung ini aktif pada malam hari dan saat siang hari biasanya bersembunyi di dalam rerimbunan pohon yang gelap.
Burung ini jarang diburu dan dipelihara, namun maraknya pembukaan hutan menyebabkan satwa ini mulai langka.
Burung ini mengeluarkan suara pada malam hari, dan bunyinya menyeramkan, suara serak menyerupai suara katak.
BACA JUGA:Padi Unggul Rajasa 01, Varietas Padi Unggulan Dari Pulau Sumaetra, Hasil Melimpah Dijuliki Padi 1.000 Bulir
Satwa endemik Pulau Enggano ke empat yang terancam punah adalah burung Anis Enggano (Zoothera leucolaema).
Burung Anis Enggano masuk dalam golongan burung kicau. Tubuh berukuran kecil tidak jauh beda dengan burung kaca mata.
Burung yang memiliki kicau merdu dan gampang menirukan suara burung lain ini hanya ditemukan di Pulau Enggano.
Burung ini menghuni kawasan dataran rendah Pulau Enggano. Burung ini mulai langka akibat maraknya perburuan.
Burung Anis Enggano marak diburu untuk dijadikan burung peliharaan lantaran suaranya yang merdu. (**)