Walhi Minta Pemda Kaji Rencana Penambangan Emas di Seluma

Direktur Eksekutif WALHI Bengkulu Abdullah Ibrahim Ritonga : Walhi Minta Pemda Kaji Rencana Penambangan Emas di Seluma-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - BENGKULU, Direktur Eksekutif WALHI Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah daerah segera menghentikan dan mengkaji lagi rencana penambangan emas di Kabupaten Seluma. Dikhawatirkan, rencana Pertambangan Emas PT ESDM akan mengakibatkan krisis pangan di Kabupaten Seluma.

"Kami menemukan bahwa perubahan status hutan hujan bukit sanggul menjadi hutan produksi yang terintegrasi ke dalam perubahan tata ruang akan memuluskan investasi tambang emas di Kabupaten Seluma dengan metode open pit," kata Ibrahim, Senin (15/4).

BACA JUGA:Hari Pertama Masuk Kerja Pasca Lebaran, Kehadiran ASN Dipantau

BACA JUGA:Polisi Masih Selidiki Penyebab Kebakaran Toko Spare Part Motor di Bengkulu Selatan

Ibrahim mengatakan, dari hasil analisis WALHI Bengkulu, bahwa Penambangan emas yang dilakukan dengan metode open pit akan mempercepat laju deforestasi, mengancam keanekaragaman hayati, dan mengubah siklus penghidupan masyarakat serta berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat.

"Penambangan emas otomatis menggunakan merkuri dan akan ada pelepasan senyawa merkuri baik melalui udara, tanah, dan air," katanya.

BACA JUGA:Tak Ada Toleransi ASN Bolos, Hari Pertama Masuk Dilakukan Sidak

BACA JUGA:PT. Hutama Karya Antisipasi Kemacetan Akibat Lonjakan Arus Balik di Jalan Tol

Selain itu, dari hasil studi WALHI Bengkulu bahwa kabupaten Seluma merupakan lumbung pangan terbesar ke 3 di Provinsi Bengkulu yang memiliki areal persawahan dengan luas 6.000 an hektar.

Tentu aktivitas penambangan emas yang akan dilakukan oleh PT ESDM berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat kedepannya. 

BACA JUGA:Pasca Lebaran, Dua Tsk Korupsi Naik Pengadilan

BACA JUGA:Nelayan Di Kaur Disarankan Kantongi NIB

"Perubahan status hutan hujan Bukit Sanggul menjadi hutan produksi seluas kurang lebih 19 ribu ha akan mempercepat laju bencana ekologis banjir dan longsor kedepannya," kata Ibrahim.

Pihaknya juga mendesak agar Pemerintah segera mengambil kebijakan untuk mengoptimalkan potensi lokal yang tersedia di Kabupaten Seluma seperti sektor perikanan dan kelautan, sektor pertanian dan perkebunan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan