Misteri dan Fakta Menarik Candi Pari di Sidoarjo Jawa Timur

Pesona, keunikan dan sejarah candi pari,-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Candi Pari berada di Desa Candari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Candi ini memiliki keunikan arsitektur yang memadukan gaya Majapahit dengan pengaruh dari Campa (Vietnam Selatan).

Candi Pari dibangun sekitar tahun 1371 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389 Masehi.

BACA JUGA:Candi Kidal, Candi Yang Dibangun Untuk Tokoh Penting Singasari

Candi ini terbuat dari batu bata merah, ciri khas arsitektur Majapahit, namun yang membuatnya berbeda adalah adanya pengaruh arsitektur Campa.

Bentuk candi ini lebih pendek dan lebar, dengan ornamen yang tidak seperti candi-candi Majapahit lainnya yang biasanya lebih ramping dan menjulang tinggi.

Pada bagian atas gerbang candi, terdapat sebuah prasasti bertanggal tahun 1293 Saka (sekitar 1371 Masehi), yang menandai tahun pembangunannya.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Candi Tegu Wangi Di Kediri Jawa Timur

Candi Pari juga memiliki fungsi yang beragam. Di dalam kompleks candi, ditemukan beberapa arca Hindu, seperti Arca Siwa Mahadewa, Agastya, dan Ganesha, yang kini disimpan di Museum Nasional.

Ini menunjukkan bahwa Candi Pari dulu digunakan sebagai tempat pemujaan, khususnya untuk menghormati Dewi Sri, Dewi kesuburan dan padi dalam agama Hindu.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Candi Cetho: Sejarah, Lokasi dan Info Tiket

Ada sebuah kisah menarik yang berkaitan dengan pembangunan Candi Pari.

Konon, candi ini dibangun untuk mengenang hilangnya seorang petani bernama Joko Pandelegan. Joko dikenal karena hasil panennya yang sangat melimpah.

Ketika Raja Hayam Wuruk mendengar kisah ini, beliau mengutus adipatinya untuk memanggil Joko ke istana, namun Joko menolak.

BACA JUGA:Candi Kedulan, Situs Istimewa yang Sempat Tertimbun, Kini Kembali Berdiri Kokoh

Akhirnya, Raja Hayam Wuruk sendiri yang datang ke lokasi untuk menemui Joko, namun saat itu Joko Pandelegan tiba-tiba menghilang tanpa jejak, atau dalam istilah Jawa disebut mukso.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibangunlah Candi Pari.

Arsitektur Candi Pari memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan candi-candi lain di Jawa Timur.

Atap candi ini cenderung menyerupai atap candi-candi di Kamboja dan Vietnam, terutama yang ada di situs Misthion.

BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan Candi Arimbi di Jombang, Destinasi Wisata Berkaitan Erat Dengan Tokoh Pewayangan

Candi ini berbentuk persegi empat dengan panjang 13,55 meter, lebar 13,40 meter, dan tinggi 13,80 meter.

Candi ini menghadap ke arah barat, dan di atas relung di ketiga sisi tubuh candi terdapat pahatan sangka bersayap, yang menunjukkan bahwa candi ini mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah atau tempat pemujaan.

BACA JUGA:Misteri dan Fakta Unik Candi Jawi, Situs Peninggalan Kerajaan Singasari di Pasuruan Jawa Timur

Selain nilai historisnya yang kaya, Candi Pari juga menjadi bagian dari program destinasi wisata yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Candi Pari pertama kali ditemukan pada 16 Oktober 1966 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Kemudian, dilakukan pemugaran pada tahun 1992 dan 1996 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.

Peninggalan candi ini kini menjadi saksi bisu dari kompleksitas budaya, ekonomi, dan sosial yang berkembang pada masa Kerajaan Majapahit. (**)

Tag
Share