Suhu Air Laut di Bengkulu Naik 6 Derajat Celcius

PEMAPARAN: Pemaparan hasil penelitian tentang Biaya Eksternal Industri Ekstraktif Batubara, yang dilaksanakan Kanopi Hijau Indonesia bersama para peneliti-Lisa Rosari-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Hasil penelitian tentang Biaya Eksternal Industri Ekstraktif Batubara, yang dilaksanakan Kanopi Hijau Indonesia bersama para peneliti menemukan bahwa suhu air laut di kawasan Pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu naik 6 Derajat Celsius.

Naiknya suhu air laut ini disinyalir disebabkan aktivitas PLTU Batubara.

BACA JUGA:Gelar Sosialisasi BLUD, Ini Harapan Dinkes Kaur Terhadap Puskesmas

Dosen Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu, Dr. Liza mengatakan, pengamatan suhu air laut di pantai Teluk Sepang dilakukan pada Juni 2024 di 8 titik berbeda sekitar outlet PLTU Teluk Sepang.

"Suhu ideal air laut untuk biota, mangrove, terumbu karang, dan lamun yaitu 28 sampai 32 derajat celcius," kata Liza, Rabu (31/7).

Kenaikan suhu 2 derajat Celcius dapat memicu terjadinya bleaching (pemutihan) karang. Pemutihan karang ini terjadi karena terhambatnya metabolisme dan fotosintesis sehingga alga yang ada di karang mati.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Klinik Kesehatan Kedua di Kaur Mulai Dibangun

Sedangkan kenaikan suhu 3-5 derajat mengakibatkan kematian bagi organisme laut.

"Kerusakan ekosistem terumbu karang akan menurunkan populasi ikan dan mengurangi hasil tangkapan nelayan, serta menurunkan fungsinya sebagai penghalang arus gelombang alami,"ujar Dr. Liza.

Direktur Program dan Kampanye Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu mengatakan, sejak 2019, Kanopi telah melakukan pemantauan terhadap pembuangan limbah air bahang PLTU batubara Teluk Sepang. Sampai saat ini, suhu air limbah yang dibuang masih sama.

BACA JUGA:Kejari Kaur Musnahkan Barang Bukti 17 Perkara Kejahatan

"Temuan di lapangan tersebut telah dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia," kata Olan. (cia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan