Peserta KB Baru DI Bengkulu Capai 4.486 Akseptor

Ilustrasi KB-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Hingga September 2025 tercatat peserta KB baru sebanyak 4.486 akseptor atau sebesar 71 persen dari perkiraan permintaan masyarakat sebanyak 6.324 akseptor.

Data ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keluarga terus meningkat. Dari jumlah itu, lebih dari dua pertiga peserta KB baru di daerah ini memilih metode kontrasepsi jangka panjang.

BACA JUGA:Soal Tambang Emas, Bupati Hadiri FGD Bersama PT ESDM

Ketua Tim VI Bidang Pelaporan dan Statistik, Pengelola TIK Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Agus Veriansyah Dalimunthe, mengatakan, bahwa capaian 71 persen peserta KB baru menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti implan, IUD, MOW, dan MOP.

"Capaian ini menunjukkan keberhasilan strategi pelayanan terpadu serta edukasi yang dilakukan di tingkat lapangan melalui tenaga penyuluh dan kader KB," kata Agus, Minggu (12/10)

Peserta sebanyak itu berasal dari metode implant sebanyak 3.164 akseptor, MOP sebanyak 14 peserta, MOW 646 akseptor dan IUD mencapai 662 akseptor.

Capaian ini menjadi indikator meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat KB jangka panjang dalam menjaga kesehatan ibu dan menekan angka kehamilan yang tidak direncanakan.

BACA JUGA:Anggaran Terbatas, Gedung Bekas Kantor Penghubung Tetap Disewakan

BKKBN Bengkulu juga terus memperkuat sinergi dengan Dinas Kesehatan melalui fasilitas layanan KB serta pemerintah daerah untuk memastikan akses pelayanan KB yang mudah dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

"KB kini telah menjadi kebutuhan di masyarakat dan keluarga. Kesadaran ini tumbuh seiring meningkatnya pemahaman tentang pentingnya perencanaan keluarga," ujarnya.  

Selain itu, peningkatan peserta MKJP juga didorong oleh program pelayanan KB gratis yang menjangkau wilayah terpencil dan pedesaan.

BACA JUGA:Pentingnya Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif

"BKKBN berupaya memperluas jangkauan layanan sehingga masyarakat memiliki pilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing," tutup Agus. (cia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan