Hewan Punah Ini Coba Dihidupkan Kembali Oleh Manusia

Ilustrasi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

Di lain pihak, suhu Bumi belakangan ini semakin meningkat akibat pemanasan global. Dampaknya, pakar pun berpendapat kalau mammoth sebaiknya tidak dihidupkan karena lingkungan Bumi yang sekarang tidak menunjang untuk kehidupan mammoth.

Moa

Selandia Baru adalah salah satu negara yang letaknya paling selatan. Karena letaknya begitu terisolasi dari daratan lain, Selandia Baru pun memiliki banyak spesies unggas unik yang tidak dapat dijumpai di tempat lain.

BACA JUGA:Tegas! Dandim 0408 BSK Warning Siswa Pecandu Judi Online

Kiwi adalah contoh burung khas Selandia Baru yang paling terkenal. Hewan ini amat mudah dikenali berkat paruhnya yang panjang dan tubuhnya yang terlihat bulat. Kiwi juga tidak bisa terbang karena sayapnya terlalu kecil.

Kiwi sendiri bukanlah satu-satunya burung khas Selandia Baru yang tidak bisa terbang. Di masa lalu, Selandia Baru juga pernah menjadi habitat dari moa, spesies burung terbesar yang pernah hidup di Bumi.

Moa memiliki kaki dan leher yang panjang layaknya burung unta. Moa juga memiliki ukuran yang fantastis karena tinggi burung ini bisa mencapai 3 meter. Namun akibat terlalu banyak diburu oleh suku Maori Selandia Baru, moa sekarang sudah mengalami kepunahan.

BACA JUGA:OPD Lingkungan Pemkab Bengkulu Selatan Diminta Optimalkan Capaian PAD

Tahun 2018, tim ilmuwan dari Universitas Harvard di Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka hampir berhasil mendapatkan kode genetik lengkap dari moa. Jika kode genetiknya sudah lengkap, mereka berencana menggabungkannya dengan telur hewan yang hidup di masa kini supaya moa bisa dihidupkan kembali.

Dodo

Moa bukanlah satu-satunya burung yang sekarang sudah punah akibat ulah manusia. Di masa lampau, Pulau Mauritius yang berada di tengah-tengah Samudera Hindia juga pernah menjadi habitat dari burung dodo.

BACA JUGA:Pertamina Dukung Daya Saing UMKM Bengkulu

Seperti halnya moa, burung dodo juga tidak bisa terbang. Burung ini bentuknya menyerupai ayam raksasa dengan paruh yang berukuran besar.

Di habitat aslinya tersebut, burung dodo tidak memiliki predator. Sebagai akibatnya, burung ini tidak mencoba kabur saat didekati manusia. Kawanan pelaut yang singgah di Pulau Mauritius lantas memanfaatkan hal tersebut untuk memburu dodo dan memakan dagingnya.

Karena diburu terlalu banyak, burung dodo pun mengalami kepunahan sejak tahun 1662. Meskipun sudah punah, jejak fosil mereka masih dapat ditemukan hingga sekarang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan