Ternyata, Demi Bantuan Banyak Warga Bengkulu Selatan Ngaku Hidup Miskin

Kepala Dinsos Bengkulu Selatan Efredy Gunawan, M.Si.: Hadirkan Pelayanan Cepat Terpadu -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Kesadaran dalam kehidupan sosial masyarakat terutama terkait hak dalam menerima bantuan perlu ditingkatkan.
Ini karena banyaknya masyarakat yang demi menerima bantuan, malah mengaku hidup miskin.
Akibatnya tidak sedikit calon penerima bantuan sosial (bansos) yang sering menuai polemik karena penerima tidak sesuai.
Ada warga yang layak menerima bantuan tapi tidak terdaftar, begitu pun sebaliknya. Tak heran banyak warga yang protes setiap kali ada penyaluran bansos pemerintah.
Di Bengkulu Selatan, banyak sekali masyarakat mengaku miskin. Salah satu alasannya kemungkinan ingin mendapat bantuan dari pemerintah.

BACA JUGA:Satpol PP Bengkulu Selatan Kembali Gelar Operasi Trantibum Dalam Waktu Dekat

BACA JUGA:Harga Beras Sudah Stabil, Masyarakat Bengkulu Selatan Jangan Panik Tidak Makan

Akibat ketidaksesuaian fakta tersebut, banyak warga yang seharusnya mendapatkan hak malah tidak terdaftar di penerima bansos.
Kepala Dinsos Bengkulu Selatan Efredy Gunawan S.STP, M.SI menyebut telah berupaya mengatasi penerima bansos yang tidak sesuai.
Baik dengan validasi ulang data, hingga datang langsung ke kediaman calon penerima. Namun kendala tetap ada, masyarakat yang tidak menerima bansos tetap merasa terzolimi.

BACA JUGA:Intensitas Hujan di Bengkulu Selatan Kembali Tinggi, Waspadai Kasus DBD

BACA JUGA:Hujan Mulai Turun, Hati-hati Melintas di Wilayah Perbatasan Bengkulu Selatan-Tanjung Sakti

“Jadi ada memang kejadian diluar akal sehat. Ini kami juga bingung mengakalinya, banyak memang masyarakat kita berharap bansos, padahal ekonominya sudah baik,” ujar Efredy.
Lanjutnya, di Bengkulu Selatan ada sebanyak 108.136 KK yang tercatat dalam DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial).
Sementara jika dibandingkan dengan jumlah total penduduk Bengkulu Selatan, hanya sebanyak 170 ribu jiwa.

BACA JUGA:Kelestarian Hutan di Wilayah Bengkulu Selatan Terancam, Masyarakat Diminta Sadar

BACA JUGA:Apa yang Harus Dilakukan Jika Belanjakan Uang Palsu Tanpa Sengaja? Simak Penjelasannya

Dengan jumlah DTKS sebanyak 108 ribu jiwa tersebut, secara kasat mata bisa dikatakan masyarakat Bengkulu Selatan lebih dari setengah yang hidup miskin. Padahal fakta di lapangan tidak seperti itu.
“Makanya kami akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap data tersebut secara menyeluruh,” tegas Efredy.
Validasi  dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk menemui dan melihat langsung kondisi warga yang tercatat di DTKS.
Jika kondisi warga sudah tidak masuk kategori miskin, maka langsung dicoret.
“Kami tidak peduli  masyarakat mau marah atau tidak, yang jelas demi keadilan,” tegasnya lagi.

BACA JUGA:Kabar Baik! Pemerintah Beri Diskon Listrik 50 Persen Mulai 5 Juni 2025, 3 Juta Pelanggan Ini Gigit Jari

BACA JUGA:986 Taekwondoin Berlaga di Kejuaraan Taekwondo Kapolda Cup 2025

Tak hanya itu, dalam validasi DTKS tim Dinsos Bengkulu Selatan akan melibatkan pihak desa dan kelurahan.
Tim gabungan akan kembali melihat langsung kondisi masyarakat. Kalau ada yang tidak lagi kategori miskin, maka akan dicoret dari DTKS.
“Begitu juga ada warga miskin tidak masuk DTKS, akan dimasukan supaya bisa mendapat bansos dari pemerintah sebagaimana mestinya,” pungkas Efredy.

(rzn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan