Usai Jembrana, Ternak di Bengkulu Selatan Dihantui Penyakit LSD

PENANGANAN: Petugas Distan Bengkulu Selatan melakukan penangan bagi ternak yang sakit-Rezan Okto Wesa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Usai serangan virus jembrana dan penyakit ngorok. Kini sejumlah peternak di Kecamatan Pino Raya dihantui penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
Hal ini ditandai dengan banyaknya ternak terkena benjolan mirip kutil di bagian tubuh depan hingga belakang. Bahkan benjolan itu terlihat kian membesar dan mengeluarkan bau tidak sedap.
“Sekarang penyakit ternak sapi tergolong banyak dan variatif. Ternak saya ada yang kena kulitnya benjol-benjol, ada pula yang matanya sampai buta membusuk,” ujar Sukiman (65) peternak asal Desa Talang Padang Kecamatan Pino Raya.

BACA JUGA:Tim Wasev TMMD ke-124 Kodim 0408 Bengkulu Selatan Tanam Pohon Bersama

BACA JUGA:Yamaha Exciter 155 VVA: Motor Kopling Favorit dengan Fitur Modern, Begini Spesifikasi Lengkapnya

Lanjut Sukiman, penanganan terus dilakukan tim Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan. Namun pihaknya tetap merasa khawatir akan serangan virus yang kian menular tersebut.
Bahkan, Sukiman mengaku sapinya sempat mati lima ekor pada saat serangan jembrana lagi marak beberapa bulan lalu.
“Jadi sakit ternak sekarang komplikasi, ada LSD, ada ngorok tapi jembrana sudah lumayan terkendali,” jelasnya.
Senada dikatakan Gunawan (61) peternak lainnya, bahwa serangan virus pada ternak lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Tim Wasev TMMD Ke-124 Berikan Sembako Dan Perlengkapan Olahraga untuk Warga

BACA JUGA:Tim Wasev Mabesad Tinjau Kegiatan TMMD Ke-124 Kodim 0408 Bengkulu Selatan di Kaur

Bahkan tiga ekor ternak miliknya telah mengidap sakit lemah. Satu di antaranya sudah dipotong paksa.
“Makanya kami berharap pemerintah selalu hadir memberikan solusi. Kami jadi takut beternak sekarang ini karena memang banyak sekali sakit sapi,” pungkasnya.
Terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Bengkulu Selatan, Ikat Aliman Maulana, SP membenarkan jika penyakit ternak saat ini variatif dan harus diwaspadai.
Dia juga membenarkan jika ternak di wilayah Kecamatan Pino Raya paling besar jumlahnya yang terpapar penyakit, yakni ratusan ekor ternak.

BACA JUGA:Beasiswa Djarum Plus 2025/2026 Dibuka, Pendaftaran Sampai 11 Juli 2026, Cek Syarat dan Cara Daftarnya di Sini

BACA JUGA:Toyota Land Cruiser PRADO 2026! Tradisi dan Inovasi Terbaru, Menghadirkan Kombinasi Performa Medan Ekstrem

Sementara sisanya tersebar di Kecamatan Pino, Manna, Ulu Manna, Pasar Manna, Bunga Mas dan Seginim.
“Jadi kami selalu melakukan penanganan. Bahkan tim kami sudah mengambil sampel darah setiap ternak yang sakit,” ujarnya.
Dari hasil uji sampel tersebut, Ikat menyebut pihaknya akan melakukan analisis. Setelah itu, tim Distan Bengkulu Selatan langsung melakukan penanganan dengan menyuntikan vitamin dan antibiotik.
Sementara ternak di wilayah lain yang belum terpapar LSD dilakukan vaksinasi dan diisolasi ke tempat yang lebih aman dan minim kontak fisik dari ternak lain.
“Ini kemungkinan besar penyebaran lewat mobilitas ternak atau karena proses jual beli ternak dari warga ke toke atau sebaliknya,” beber Ikat.

BACA JUGA:Gratis Ongkir Kini Dibatasi Pemerintah, Hanya Boleh 3 Kali Sebulan

BACA JUGA:Nissan Livina, Mobil Bagus, Tangguh dan Ruang Kabin Lega, Tapi Kurang Diminati, Ternyata Ini Penyebabnya

PMK Nihil
Sementara untuk kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Ikat menyebut saat ini PMK sudah nihil kasus alias terkenali di Kabupaten Bengkulu Selatan.
PMK sudah lebih dulu menyerang ternak sehingga proses penanganan lebih cepat diantisipasi pihak Distan Bengkulu Selatan.

BACA JUGA:Wah, Harga Pertamax Makin Terjangkau! Segini Harga BBM di SPBU Hari Ini, 18 Mei 2025

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan