Terungkap, Kebutuhan Pupuk Petani di Bengkulu Selatan Belum Terpenuhi

TOKO: Salah satu toko tani yang menjual pupuk dan kebutuhan petani di Bengkulu Selatan-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Petani di Bengkulu Selatan masih menghadapi kendala dalam mendapatkan pupuk untuk mendongkrak tumbuh kembang tanaman dan hasil panen.
Hingga saat ini, ketersediaan pupuk subsidi di Bengkulu Selatan masih terbatas, sementara harga pupuk non-subsidi dinilai terlalu mahal bagi sebagian besar petani.
BACA JUGA:Stok Beras Bulog Aman Hingga Idul Fitri
Pertanian merupakan sektor utama di Bengkulu Selatan, dengan komoditas andalan seperti padi, kelapa sawit, jagung, dan kopi.
Namun, produksi masih belum optimal, terutama pada tanaman padi yang hanya bisa dipanen maksimal dua kali dalam setahun, adapun salah satu penyebabnya adalah kurangnya pasokan pupuk yang dibutuhkan petani.
Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengakui bahwa pemerintah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pupuk subsidi untuk petani. Oleh karena itu, ia mendorong petani untuk beralih ke pupuk non-subsidi, meskipun harganya lebih tinggi.
BACA JUGA:Kasus Penipuan Mahasiswa Gagal Prakerin, Polresta Sita Uang Rp284 Juta
Ditakan Gusnan, tanaman yang diberikan pupuk jauh akan lebih berkembang dibandingkan hanya mengandalkan hara seadanya di lahan.
Selain itu, penambahan pupuk juga akan meningkatkan imun tanaman dari serangan virus maupun hama lainnya.
"Bandingkan hasilnya, pasti lebih baik dengan pupuk non-subsidi. Ini karena memang formula kandungan nutrisi antara pupuk bersubsidi dengan non subsidi jauh berbeda," ujarnya.
Sebagai alternatif, pemerintah juga mengajak petani untuk memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami dan batang jagung sebagai pupuk alami. Namun, menurut Gusnan, inovasi ini belum banyak diterapkan.
BACA JUGA:Razia Rumah Produksi Tuak, Polresta Sita Ratusan Liter Tuak
"Petani di daerah lain lebih inovatif. Kita harus belajar dari mereka agar lebih mandiri dalam mengatasi masalah pupuk," ungkapnya.
Di sisi lain, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan alat pertanian, meski masih terbatas dan hanya melalui kelompok tani.