Penanganan Stunting Secara Komprehensif, Perlu Sinergi Bersama

AJAK: Kepala DPPKB-P3A Bengkulu Selatan, Ferry Kusnadi, SE mengajak semua pihak bersinergi dalam penanganan stunting -Wawan Suryadi-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Untuk penanganan kasus stunting di Bengkulu Selatan secara komperhensif tidak bisa dilakukan oleh beberapa pihak saja.

Namun semua pihak harus bergerak bersama sesuai tupoksi dan kapasitas masing masing.

BACA JUGA:Petani Gagal Panen di bengkulu Selatan Akan Dibantu Beras

Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan (BS) dalam mempublikasikan data terkait angka prevalensi stunting merupakan langkah strategis dalam perencanaan intervensi yang lebih efektif nantinya.

Kepala DPPKB-P3A Bengkulu Selatan, Ferry Kusnadi SE menegaskan, pentingnya sinergi antar berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, instansi terkait, tenaga kesehatan, hingga masyarakat dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah.

"Perlu komitmen bersama untuk memastikan generasi muda Kabupaten Bengkulu Selatan mendapatkan hak tumbuh kembang anak secara optimal demi masa depan yang lebih baik," ujar Ferry.

BACA JUGA:Belum Ditemukan Kasus PMK di Kaur, Pengawasan Tetap Diperketat

Dikatakan Ferry, solusi dan inovasi dapat juga digunakan dalam mengatasi tantangan dalam penanganan stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan, seperti halnya mengikuti program keluarga berencana (KB) untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta membentuk keluarga yang berkualitas.

"Pengendalian jumlah penduduk dengan mengikuti perogram KB sangat penting, dan ini juga adalah upaya menjaga keselamatan ibu dan anak," pungkas Ferry.

BACA JUGA:ASN Harus Lebih Peduli dan Utamakan Pelayanan Masyarakat

Ia menambahkan, komitmen bersama penangan stunting secara komprehensif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang melalui pola hidup sehat, meningkatkan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, memberdayakan keluarga, terutama ibu hamil dan menyusui, memberikan asuhan dan perawatan yang optimal.

Kemudian menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, melakukan deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular, memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap, memantau tumbuh kembang anak secara berkala, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, memberikan gizi kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.

BACA JUGA:Program S-2 PAI STITQ Bengkulu Selatan Terus Digenjot

"Bagi anak yang terlanjur stunting, perlu segera ditangani," demikian Ferry. (one)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan