Stok Obat Kosong, Pelayanan RSHD Manna Kembali Dikeluhkan
Pelayanan RSHD Manna kembali dikeluhkan masyarakat-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Di awal tahun 2025, pelayanan RSHD Manna Bengkulu Selatan kembali dikeluhkan masyarakat. Pasalnya stok obat untuk beberapa jenis penyakit kosong. Akibatnya masyarakat yang berobat tidak bisa dilayani.
Seperti dialami salah seorang warga Desa Selali Kecamatan Pino Raya, Herian Johari. Saat dirinya mengantarkan kerabatnya berobat karena terluka kena mesin pemotong rumput pada Sabtu, 11 Januari 2025, tidak diberi tindakan oleh petugas IGD RSHD Manna dengan alasan stok obat tetanus kosong.
BACA JUGA:Pemkab Kaur Kembali Usulkan Pembangunan RMBR
“Saya bawa pasien darurat karena terluka cukup parah kena mesin rumput. Tapi saat di ruangan IGD, pelayanannya sangat tidak memuaskan. Alasan pihak rumah sakit stok obat tetanus sedang habis karena awal tahun,” sesal Herian.
Menurut Herian, alasan stok obat kosong sangat tidak masuk akal. Apalagi RSHD Manna merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Target Capaian PAD Kaur 2024 Sektor Pariwisata Tak Terpenuhi
Ia menilai manajemen RSHD Manna sedang tidak sehat, sehingga pelayanan untuk masyarakat menjadi kacau.
“Seharusnya stok obat untuk kondisi darurat seperti tidak boleh kosong. Dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Kalau kondisinya seperti itu, berarti memang ada yang tidak beres di manajemen RSHD Manna ini,” keluhnya.
BACA JUGA:Soal Rekrutmen Pendamping Lokal Desa Tahun 2025, Kemendes PDTT Sebut Itu Hoax
Kekosongan stok obat di RSHD Manna tentu berdampak dengan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Sebab pasien yang dirawat harus membeli obat ke apotek luar. Hal itu jelas membutuhkan biaya.
“Akibat pelayanan yang amburadul seperti ini, ujung-ujungnya masyarakat lagi yang menjadi korban. Beli obat ke luar tentu butuh uang. Padahal beberapa masyarakat yang berobat kondisi ekonominya kurang mampu, mereka yang tadinya hanya mengandalkan BPJS terpaksa harus mengeluarkan uang agar bisa mendapat obat,” ungkap Herian.
BACA JUGA:Cegah Sogokan, Dewan Pantau Seleksi CPNS dan PPPK
Selain stok obat yang kosong, gaji atau honorarium petugas di RSHD Manna juga belum dibayar sejak beberapa bulan.
Hal itu pun membuat para petugas kurang bersemangat menjalankan pekerjaan mereka melayani pasien. Akibatnya pelayanan kepada pasien menjadi kurang memuaskan.