Terungkap! Lebih 60 Persen Lahan PT. ABS Tidak Produktif, Ada Apa?

HEARING: DPRD Bengkulu Selatan mengundang PT. ABS terkait pengaduan FMPR soal polemik sengketa lahan-Gio-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - KOTA MANNA, Menindaklanjuti aspirasi Forum Masyarakat Pino Raya (FMPR) terkait polemik lahan dengan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) beberapa waktu lalu.

Senin, 23 Desember 2024 DPRD Bengkulu Selatan memanggil manajemen PT. ABS. Dalam hearing tersebut, terungkap fakta lebih 60 persen lahan PT. ABS tidak produktif.

BACA JUGA:Pemkab Kaur Janji Tingkatkan Pengawasan Guru

BACA JUGA:Konsultan Perencana Kembalikan KR Dugaan Korupsi Dana Pembangunan Pasar Inpres

Dari total lahan seluas 1.800 hektar, hanya 400 hektar lahan digarap, sedang sisanya dibiarkan terbengkalai menjadi semak belukar.

“Dalam pertemuan tadi, pihak PT. ABS mengakui kalau lahan yang produktif hanya 400 hektar dari total 1.800 hektar lahan yang sudah dibebaskan.

BACA JUGA:Jumlah Desa ODF di Bengkulu Selatan Terus Bertambah

BACA JUGA:Hasil Pilkada Bengkulu Selatan Digugat Ke MK, Seperti Ini Tanggapan Gusnan

Alasan mereka karena kondisi perusahaan yang belum memungkinkan untuk menggarap semua lahan itu,” kata Waka I DPRD Bengkulu Selatan, Holman, SE yang memimpin hearing tersebut.

Kondisi itu memang menimbulkan keanehan, sebab dari tahun 2012 sejak izin lokasi diterbitkan, PT ABS hanya mampu menggarap 400 hektar lahan, sedangkan sisahnya dibiarkan terbengkalai. Hal itu menimbulkan pertanyaan ada apa dibalik kondisi tersebut.

BACA JUGA:Pemerintah Daerah Diminta Mewaspadai Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Jelang Nataru

BACA JUGA:Butuh Air Bersih dan Bantuan Non Kebakaran? Silahkan Kontak Damkar

“Memang cukup aneh, sudah lebih 10 tahun kok hanya 400 hektar yang mampu digarap perusahaan. Lebih luas lahan yang tidak digarap, ada apa sebenarnya dibalik hal ini,” ujar Holman.

Karena banyak lahan PT ABS yang tidak digarap, wajar saja terjadi polemik dengan masyarakat. Apalagi proses pembebasan lahan yang dilakukan sebelumnya diduga banyak tidak sesuai dengan pemilik lahan yang sebenarnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan