5 Jenis Padi Unggul Cocok di Lahan Tada Hujan, Kebal Penyakit, Hasil Melimpah
Tanaman padi unggul di lahan tadah hujan, tahan penyakit dan hasil tinggi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Saat ini petani padi di Indonesia sudah bisa memilih benih padi unggul yang disukai.
Berbagai macam jenis padi unggul sudah banyak tersedia di pasaran, dengan keunggulan masing masing.
Hanya saja, walaupun banyak benih berkualitas yang tersedia petani tetap harus jeli dan pandai dalam memilih benih.
BACA JUGA:Padi Ungul Asal Aceh, Hasil 15 Ton Per Hektar, Cocok Untuk Musim Tanam 2025
Terutama harus menyesuaikan dengan lahan yang akan digarap. Karena tidak semua benih cocok untuk lahan tadah hujan.
Berikut 5 jenis benih padi unggul yang cocok ditanam di lahan tadah hujan, kebal penyakit dan potensi hasil melimpah:
1. Padi Cisaat Padi Cisaat
Padi ini dirilis tahun 2019 dengan umur tanaman sekitar 121 hari setelah semai.
Tanaman ini memiliki bentuk tegak dan tinggi sekitar 116 cm, dengan daun bendera tegak dan gabah yang ramping.
Nasi yang dihasilkan pulen dengan kadar amilosa 15,73%.
BACA JUGA:Wajar Jadi Idaman Petani, Ternyata 4 Padi Hibrida Ini Produksinya Tinggi
Berat 1000 butir sekitar 26,49 gram. Potensi hasil mencapai 9,3 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 6,3 ton per hektar.
Padi ini cukup tahan terhadap hama seperti wereng batang coklat tipe 1, namun agak rentan terhadap tipe 2 dan 3.
Selain itu, padi ini tahan terhadap penyakit Blast, tetapi rentan terhadap penyakit tungro. Cocok ditanam di lahan sawah tada hujan pada ketinggian 0-600 mdpl.
BACA JUGA:3 Bibit Padi Hibrida Terbaik, Cocok Untuk Musim tanam 2025, Hasil Melimpah, Tahan Penyakit
2. Padi Inari 46 GSR TDAH
Padi ini dilepas tahun 2019 dengan umur tanaman sekitar 111 hari setelah sebar. Padi ini memiliki tanaman tegak dengan tinggi 101,5 cm.
Daun bendera tidak terlalu tegak, sementara gabahnya ramping dan warna berasnya putih.
Nasi yang dihasilkan pulen dengan kadar amilosa 17,46%. Berat 1000 butir sekitar 23,8 gram. Potensi hasilnya mencapai 9 ton per hektar, dengan rata-rata hasil 6,74 ton per hektar.
Padi ini tahan terhadap wereng batang coklat tipe 1 dan penyakit hawar daun bakteri, namun agak rentan terhadap penyakit tungro. Cocok ditanam di lahan sawah tada hujan pada ketinggian 0-600 mdpl.
BACA JUGA:4 Padi Genjah 2 Bulan Panen, Hasil Melimpah, Biaya Perawatan Minim
3. Padi Inpar 39 TDAH
Padi Inpar 39 TDAH dilepas pada tahun 2015 dengan umur tanaman sekitar 115 hari setelah sebar.
Tanaman ini memiliki bentuk tegak dengan tinggi sekitar 98 cm, daun bendera tegak, dan gabah dengan kerontokan sedang.
Nasi yang dihasilkan pulen dengan kadar amilosa 20,2%. Berat 1000 butir sekitar 26,85 gram. Potensi hasil mencapai 8,4 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 5,8 ton per hektar.
Padi ini toleran terhadap kekeringan dan cocok ditanam di berbagai ekosistem, baik di sawah irigasi, dataran rendah, atau sawah tada hujan hingga ketinggian 600 mdpl.
BACA JUGA:Patut Dicoba, 3 Pupuk Daun Ini Bisa Meningkatkan Bobot Padi Hingga 3 Kali Lipat, Ini Pupuknya
4. Padi Inari 38 TDAH
Padi Inari 38 TDAH dilepas pada tahun 2015 dengan umur tanaman sekitar 115 hari setelah sebar.
Padi ini memiliki bentuk tanaman tegak dengan tinggi sekitar 94 cm, daun bendera tegak, dan gabah dengan kerontokan sedang.
Nasi yang dihasilkan pulen dengan kadar amilosa 20,9%. Berat 1000 butir sekitar 24,85 gram. Potensi hasilnya mencapai 8,16 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 5,7 ton per hektar.
Padi ini cukup toleran terhadap kekeringan, namun rentan terhadap serangan wereng batang coklat tipe 1, 2, dan 3. Padi ini cocok ditanam di sawah tada hujan pada ketinggian 0-600 mdpl.
BACA JUGA:Petani Harus Nyimak, Ini 12 Kelebihan Padi Unggul Varietas Cibatu 06
5. Padi Inari 41 TDAH
Padi Inari 41 TDAH dilepas pada tahun 2015 dengan umur tanaman sekitar 114 hari setelah sebar.
Tanaman ini memiliki tinggi sekitar 90 cm dengan daun bendera tegak dan gabah yang ramping.
Nasi yang dihasilkan pulen dengan kadar amilosa 20,1%. Berat 1000 butir sekitar 27,86 gram. Potensi hasilnya mencapai 7,8 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 5,57 ton per hektar.
Padi ini rentan terhadap wereng batang coklat, namun tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri tipe 3 dan Blast.
Padi ini juga tahan terhadap penyakit tungro dan cocok ditanam di sawah tada hujan pada ketinggian 0-600 mdpl. (**)