RadarSelatan.bacakoran.co - Di tengah hiruk-pikuk aktivitas perkotaan, tersembunyi sebuah destinasi eksotis yang kini semakin menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara yakni Pantai Suwarnadwipa.
Terletak di kawasan Bungus Teluk Kabung, sekitar 1,5 jam perjalanan dari pusat Kota Padang, pantai ini menyuguhkan perpaduan sempurna antara keindahan alam, suasana tenang, dan fasilitas wisata yang tertata rapi.
Nama “Swarnadwipa” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “Pulau Emas”.
BACA JUGA:Pantai Mapaddegat, Permata Eksotis Mentawai yang Makin Diminati Wisatawan
Nama ini tidak berlebihan, karena pantai ini benar-benar memancarkan pesona keemasan, terutama saat matahari terbit dan tenggelam, menciptakan pantulan cahaya keemasan di permukaan air laut yang jernih.
Pantai Swarnadwipa menawarkan hamparan pasir putih bersih yang berpadu dengan air laut biru kehijauan.
Deretan pohon kelapa dan pepohonan tropis menambah kesejukan di sepanjang bibir pantai. Tak hanya itu, kawasan ini juga telah dikembangkan sebagai eco-resort dengan fasilitas lengkap, mulai dari penginapan ramah lingkungan, restoran, hingga aktivitas wisata yang menyenangkan.
BACA JUGA:Pesona dan Keindahan Pulau Pematusan, Surga Tersembunyi di Sumatera Barat
Pengunjung Pantai Swarnadwipa bisa menikmati berbagai aktivitas menarik seperti snorkeling untuk menjelajah terumbu karang di perairan dangkal,Banana boat dan kayaking di perairan tenang, camping di area khusus dengan panorama laut lepas, serta hiking ringan ke bukit di sekitar pantai untuk melihat panorama dari ketinggian.
Di malam hari, wisatawan juga dapat menikmati api unggun di tepi pantai sambil mendengarkan debur ombak, sebuah pengalaman yang menenangkan jiwa.
Selain menjadi tempat wisata, Pantai Swarnadwipa juga aktif dalam upaya pelestarian lingkungan.
BACA JUGA:Pesona Pantai Parai Tenggiri, Surga Wisata Bahari di Bangka Belitung yang Menawan
Terdapat program edukasi tentang pelestarian laut, penanaman mangrove, serta pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Ini menjadikan Swarnadwipa bukan hanya indah, tapi juga berkelanjutan. (**)