radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Selatan menggelar pelatihan Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Asma di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2024.
Kegiatan pelatihan ini dalam upaya deteksi dini penyakit Paru Obstruktif Kronis dan Asma di Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Raih Penghargaan dari Ombudsman, Pembenahan Tetap Ditingkatkan
Kepala Dinkes Bengkulu Selatan, Didi Ruslan mengatakan, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) belum lama ini menyebutkan bahwa prevalensi Asma dan PPOK masih tinggi.
Maka, dengan penerapan pendekatan praktis kesehatan paru diharapkan dapat meningkatkan kualitas deteksi dini, diagnosis, dan tatalaksana kasus TB, Pneumonia, Asma, dan PPOK secara terintegrasi.
Ia menambahkan, pendekatan praktis kesehatan paru diperlukan agar tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atau Puskesmas mampu menegakkan diagnosis dan tatalaksana Asma dan PPOK dengan cermat dan tepat,
BACA JUGA:Wajib Tahu, Ini Ketentuan Umur Anak Masuk SD
sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan Asma dan PPOK kepada masyarakat mulai dari tingkat layanan kesehatan dasar.
"Dengan demikian diperlukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengendalian Asma dan PPOK dengan pendekatan praktis kesehatan paru di FKTP," kata Didi.
Disampaikan Didi, perlu diketahui, dibeberapa negara termasuk Indonesia, tatalaksana pasien gangguan saluran pernapasan dilaksanakan di FKTP atas dasar gejala tanpa indikasi yang jelas dan sistematik.
BACA JUGA:Akbid Manna Gratiskan Uang Pendaftaran, Pintar Dapat Beasiswa!
"Situasi pelayanan penyakit pernapasan di Indonesia pada umumnya menunjukkan gejala utama yakni batuk dan sesak, dengan pelatihan ini diharapkan petugas medis tingkat pertama bisa melakukan upaya tindakan dini," tutupnya. (one)