La Rinconada Tempat Tertinggi Di Bumi Yang Dihuni Manusia, Emas Berserak, Tapi Masyarakatnya Memperihatinkan
Penampakan pemukiman penduduk di Kota La Rinconada di Peggunungan Andes-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - La Rinconada adalah sebuah kota yang terletak di pegunungan Andes. Kota ini menjadi yang tertinggi di dunia.
Kota ini dikenal karena menyimpan banyak cadangan emas, di kota ini berserak biji emas. Sayangnya walaupun kaya akan sumber daya alam, masyarakat di kota ini hidup dalam kondisi memperihatinkan.
Kota La Rinconada berada di Provinsi San Antonio de Putina, Peru, Larinkonada berada pada ketinggian 5.100 meter di atas permukaan laut.
BACA JUGA:Goa Braholo, Jejak Manusia Pra Sejarah Di Gunung Kidul Yogyakarta
Ini menjadikannya dua kali lebih tinggi daripada distrik Mulia di Puncak Jaya, Papua, yang hanya setinggi 2.448 meter.
Selain itu, ketinggian Larinkonada jauh melampaui Desa Hargo Dalam di Gunung Lawu, yang memiliki ketinggian 3.265 meter.
Kota ini menyuguhkan kehidupan yang keras dan lingkungan yang kumuh, di mana tidak ada satu pun pohon tumbuh.
BACA JUGA:5 Spot Paling Mistis di Gunung Semeru, Konon Dihuni Mahluk Gaib, Pengunjung Jangan Sembarangan
Cuaca yang sangat dingin dan kadar oksigen yang rendah, hingga 50 persen lebih rendah dibandingkan di ketinggian biasa, membuat penduduknya menghadapi tantangan berat setiap hari.
Sejarah La Rinconada dimulai dengan aktivitas penambangan emas pada zaman suku Inca.
Tambang emas yang ada di sana sudah berdiri sejak lama dan terus beroperasi hingga saat ini.
Pada abad ke-20, La Rinconada mulai berkembang menjadi pemukiman kecil, menarik banyak orang yang berharap mendapatkan keberuntungan.
BACA JUGA:Nasib Candi Asu Sengi, Gunung Merapi Tolak Pemugaran, Hingga Legenda Dewi Wind
Antara tahun 2001 hingga 2009, populasi di La Rinconada meningkat drastis karena harga emas yang melonjak lebih dari 200 persen.
Saat ini, sekitar 60.000 penduduk, sebagian besar merupakan pendatang, tinggal di rumah-rumah sederhana terbuat dari seng di lahan gersang.
Namun, pertumbuhan populasi tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Lingkungan di Larinkonada sangat buruk, sampah berserakan di mana-mana, dan sistem pembuangan yang tidak memadai membuat limbah sering meluber ke jalan.
BACA JUGA:Muncul Gunung Baru dan Fenomena Air Mendidih di Di Areal Persawahan Masyarakat di Grobokan
Sebagian besar rumah tidak memiliki toilet pribadi, sehingga penduduk bergantung pada toilet umum. Fasilitas listrik juga terbatas hanya beberapa area seperti pasar yang mendapatkan penerangan.
Air bersih diperoleh dari saluran yang menyalurkan air dari pegunungan, yang berasal dari es yang mencair.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk ditopang oleh prostitusi dan penambangan emas dari sisa-sisa tambang.
BACA JUGA:Fakta Menarik Candi Selogriyo, Candi yang Berdiri Megah Di Lereng Gunung Sumbing
Setiap pagi, pria-pria di Larinkonada menanjak menuju lokasi tambang, yang dikelola oleh perusahaan ilegal.
Mereka bekerja di bawah sistem yang disebut "kecorio", di mana mereka tidak dibayar selama beberapa bulan, namun diberikan satu hari dalam sebulan untuk bekerja secara mandiri.
La Rinconada menghadapi masalah kesehatan serius akibat kontaminasi merkuri dari penambangan, serta suhu dingin yang mengakibatkan penyakit-penyakit pernapasan.
BACA JUGA:Misteri Gunung Dempo, Atap Negeri Sumatera Selatan, Dihuni Mahluk Halus Bernama Mesumai
Singkatnya, Larinkonada adalah tempat unik dan menarik, namun dengan tantangan yang sangat berat.
Di tengah cadangan emas yang melimpah, penduduknya hidup dalam kondisi yang sulit, dihadapkan pada infrastruktur dan layanan kesehatan yang minim.
Kota ini, dikelilingi oleh keindahan pegunungan bersalju, merupakan gambaran kontras antara kekayaan sumber daya dan kemiskinan kehidupan. (**)