Puluhan Tahun Mangkrak, Bendungan Air Nganut Butuh Rehab
MANGKRAK: Beginilah kondisi Bendungan Air Nganut setelah 20 tahun tidak tersentuh rehab pemerintah -Rezan Okto Wesa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, PINO - Kondisi Bendungan Air Nganut Desa Tanjung Aur II Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) sangat memprihatinkan.
Sejak dibangun tahun 1996 atau sekitar 28 tahun lalu, bendungan ini disinyalir hanya 8 tahun beroperasi. Sisanya atau sekitar 20 tahun bangunan yang dirintis oleh Presiden Soeharto ini mangkrak.
BACA JUGA:Dongkrak Produksi Beras, Bangun Bendungan
Herman (42) warga setempat menceritakan, awal muka pembangunan bendungan sepanjang 100 meter tersebut untuk mengairi lahan sawah seluas hampir 150 hektar di hilir Air Nganut atau perbatasan Desa Tanjung Aur dengan Desa Padang Mumpo.
Namun, selang 8 tahun berjalan, ada kendala pada bagian buka tutup bendungan sehingga aliran air tidak maksimal ke hamparan sawah.
BACA JUGA:Distan Prioritaskan Normalisasi Bendungan Air Nipis
Akibat kondisi tersebut, sawah milik petani tidak bisa digarap. Bahkan banyak petani yang menanami lahan mereka dengan tanaman jagung bahkan karet dan sawit.
"Sejujurnya kami sangat mengharapkan rehab bendungan ini, karena sudah 20 tahun bangunan ini rusak parah. Kalau ini dinormalisasi, kami yakin lahan sawah yang sebelumnya sudah ditanami karet bisa diolah kembali," ujarnya.
Lanjut Herman, proses pembangunan Bendungan Air Nganut sebelumnya sangat direspon warga setempat. Bahka
, banyak warga dengan sukarela menghibahkan lahan mereka untuk pembangunan jalur irigasi. Akan tetapi, karena fasilitas lama tidak dimanfaatkan, akhirnya tanah tersebut kembali diolah warga menjadi kawasan perkebunan.
BACA JUGA:Pino Raya Butuh Tambahan Bendungan
"Tak hanya untuk sumber air irigasi, jika bendungan ini normal tentu bisa menjadi sumber utama pengairan rumah masyarakat. Karena aliran air ini sangat bersih," beber Herman.
Senada disampaikan Juniko Putra (40) warga lainnya, selama mangkrak, Bendungan Air Nganut hanya dimanfaatkan warga setempat untuk mencari ikan.
BACA JUGA:Tiga Bendungan Rusak Berat, Dewan Desak BWS Sumatra VII Lakukan Perbaikan
Pasalnya, di lokasi ini banyak ikan liar yang berkembang biak. Baik ikan nila, gabus hingga betok dan mujair.
"Ikan di sini cukup banyak, kalau mancing, InsyaAllah dapat. Mayoritas ikan nila liar yang ukurannya sangat besar," kata Juniko.
Warga setempat sempat ingin menjadikan hulu bendungan air Nganut sebagai lokasi kolam budidaya menggunakan keramba.
BACA JUGA:Bendungan Seluma Masih Jadi Favorit Bersantai Jelang Buka Puasa
Namun, karena kondisi arus air yang cukup deras, sehingga aktivitas tersebut dihentikan lantaran banyak kolam apung yang hanyut ke hilir.
"Mudah-mudahan bangunan ini kembali direhab pemerintah, sehingga anak cucu dan keturunan kami bisa memanfaatkannya dengan baik," pungkasnya.
BACA JUGA:Antisipasi Kekeringan Lahan Sawah, Distan Targetkan Bangun Bendungan Baru
(rzn)