Dzaki Farm Inspirasi Peternakan Bengkulu Selatan, Berikut Jumlah Sapi Yang Dikelola
TUNJUK: Sujiantri, Pemilik Dzaki Farm saat menunjukkan kandang dan sapi di peternakannya -Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Dari kandang sederhana di Desa Gunung Kayo, Kecamatan Bunga Mas, kini berdiri sebuah peternakan yang menjadi kebanggaan daerah.
Dzaki Farm yang mulai dirintis sejak 2020 dengan hanya lima ekor sapi Bali, kini menjelma menjadi kekuatan besar dengan populasi ternak mencapai 100 ekor.
BACA JUGA:Batalyon TP di Seluma Akan Didukung 1.198 Personel TNI
Di antara ternak tersebut terdapat 10 sapi Limosin, 11 ekor kerbau, serta puluhan sapi Bali dan blasteran.
Tidak sekadar menggemukkan ternak, Dzaki Farm juga serius menjalankan pembiakan dan jual beli.
Setiap bulan rata-rata 20 ekor sapi terjual dengan harga Rp 11 juta hingga Rp15 juta, sesuai ukuran dan kualitas.
Prestasi membanggakan diraih saat Idul Adha 1446 Hijriah lalu. Sapi Limosin dari Dzaki Farm terpilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto dengan harga fantastis Rp 68 juta.
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan pun membeli sapi Bali dari peternakan ini dengan harga belasan juta rupiah.
BACA JUGA:Gubernur Pastikan Stok BBM Bengkulu Aman
Lebih dari itu, Dzaki Farm juga tercatat sebagai penyalur sapi kurban terbanyak di Bengkulu Selatan, mulai dari Polres hingga masjid-masjid, bahkan sampai ke kabupaten dan provinsi tetangga.
Kesuksesan ini lahir dari tangan dingin Sujiantri, sang pemilik yang juga ayah dari tiga anak. Dengan tekun, ia merawat peternakan di atas lahan seluas tiga hektare.
Pakan ternak diraciknya dari solid limbah sawit, dedak, bungkil sawit, hingga rumput odot. Setiap hari, tak kurang dari 25 karung rumput dan 150 kilogram dedak dibutuhkan untuk memberi makan ratusan ternak.
BACA JUGA:746 PPPK Paruh Waktu Isi DRH, 467 PPPK Kaur Full Time Segera Terima SK
“Awalnya hanya lima ekor sapi Bali, saya pelihara dengan penuh kesabaran. Alhamdulillah, kini sudah ratusan ekor. Peternakan ini saya bangun bukan hanya untuk keluarga saya, tapi juga untuk membuktikan bahwa dari desa kecil pun kita bisa menghasilkan karya besar,” ungkap Sujiantri.