Rezeki Datang Hanya Dari Allah SWT
Rezeki Datang Hanya Dari Allah SWT-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
Oleh: Dr.Drs.KH. Abdullah Munir, M.Pd
Ibadallah,
Allah Ta’ala adalah penjamin dan yang membagikan rezeki di antara hamba-hambaNya, Dia Subhanahu Wata’ala melapangkan rezeki sebagian manusia dan menyempitkan rezeki sebagian yang lain, hal itu dilakukan untuk suatu hikmah yang sempurna.
Jika Allah menghendaki sesuatu untuk terjadi, pastilah hal itu sudah berdasarkan ilmu, kebijaksanaan dan keadilanNya. Jika Allah memberi anugerah, maka Dia memberi dengan karunia dan ihsanNya, dan jika mencegah atau memberi cobaan, maka itu dilakukan atas kemahaadilanNya.
Ketahuilah! Rezeki bagaikan hujan yang tidak terbagi secara merata. Hujan, terkadang turun di daerah pegunungan, tidak di padang sahara atau sebaliknya; Terkadang turun di pedesaan tidak di perkotaan atau sebaliknya dan begitu seterusnya.
Hujan bisa membawa rahmat, tapi terkadang bisa mendatangkan derita. Ingatlah ketika Allah ‘Azza wa Jalla menenggelamkan kaum Nabi Nuh ‘alaihissallam yang membangkang! Dengan apa Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan mereka? Dengan hujan yang menyebabkan banjir dahsyat.
Begitulah harta atau bahkan dunia secara umum! Allah Subahnahu wa Ta’ala tidak membagikannya merata kepada setiap orang.
Ada yang kaya, ada yang miskin dan ada yang berkecukupan. Harta, terkadang bermanfaat bagi hamba, terkadang harta bisa menyeretnya ke lembah nista yang berujung derita.
Sementara perbuatan Allah tidak pernah kosong dari hikmah dan maslahat serta pasti bersih dari dari kezaliman dan kesalahan.
Seluruh alam semesta ini milik Allah dan semua keputusan pengaturan alam semesta terserah pada Allah, justru ini menunjukkan KetuhananNya yang haq.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki” (An-Nahl: 71).
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-‘Ankabuut: 62).
Ulama ahli Tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,