Dulu Pasar Harian Primadona, Nasib Pasar Ampera Kini Semakin Sepi
SEPI: Kondisi di dalam los Pasar Ampera Manna yang semakin sepi pedagang dan pengunjung. Bahkan banyak rumput liar yang tumbuh menandakan minimnya perawatan, Senin (25/11/2024) siang-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - KOTA MANNA, Kondisi Pasar Ampera Manna Bengkulu Selatan akhir-akhir ini kian memprihatinkan.
Pasar harian yang dulu menjadi primadona masyarakat hingga Kaur dan Seluma ini, sekarang menjadi sepi dan terkesan tidak terawat.
Pantauan Rasel di lapangan, banyak sekali los pedagang yang sudah tutup. Bahkan, di sepanjang jalan antar los dalam pasar sudah ditumbuhi rumput liar. Pemadangan semakin miris ketika banyaknya sampah liar berhamburan di dalam area pasar.
BACA JUGA:Harapkan Pertisipasi Pemilih Tinggi, Pemerintah Tetapkan Besok Libur Nasional
Hendriko Putra (45) penjuan aksesoris Pasar Ampera Manna menuturkan, kondisi Pasar Ampera semakin sepi sejak pandemi covid-19 pada 2020 lalu.
Dimana saat pandemic covid-19 masyarakat mulai membiasakan diri berbelanja online, hingga sekarang sudah terbiasa dan malas datang ke pasar-pasar.
BACA JUGA:Usai Rapat Paripurna Bupati Kaur Absensi Pejabat
“Kami ikutan khawatir dengan kondisi Pasar Ampera sekarang ini. Saking sepinya, jumlah pengunjung sekarang bisa dihitung dengan jari. Padahal banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya di pasar ini,” ujarnya kepada Rasel, Senin (25/11/2024) siang.
Lanjut Hendriko, akibat sepinya pengunjung di Pasar Ampera. Banyak pedagang yang gulung tikar hingga beralih profesi.
BACA JUGA:Tabrak Trukk Tronton, Warga Sukaraja Meninggal Dunia
Mirisnya lagi, beberapa los yang sebelumnya ditempati langsung ditinggal begitu saja oleh pedagang. Hingga saat ini, pemegang kunci los yang tertutup tidak tahu kemana.
“Kami minta perhatian dari pemerintah. Tolong selamatkan Pasar Ampera Manna, kasihan nanti kalau jadi pasar mati. Ini aset daerah dan tempat perputaran ekonomi,” jelasnya.
BACA JUGA:SMAN 1 BS Rayakan HGN dan HUT PGRI ke-79 dengan Semarak PETA dan P5
Senada disampaikan Endang Sulasti (48) pedagang sayuran, akibat sepinya Pasar Ampera. Hasil yang didapat dari berjualan menjadi tidak seimbang.