Apa Itu Impostor? Kenali Fakta dan Sindrom Seputarnya

Dalam dunia kerja, pendidikan, atau bahkan kehidupan sehari-hari, impostor syndrome bisa muncul kapan saja.-istimewa-halodoc

RadarSelatan.bacakoran.co - Pernahkah kamu merasa tidak pantas atas keberhasilanmu, meskipun sudah bekerja keras? Itulah yang sering dirasakan oleh seseorang dengan impostor syndrome.
Fenomena ini membuat seseorang merasa seperti “penipu” yang takut ketahuan tidak kompeten sebagaimana di pikiran orang lain. Padahal, kemampuan mereka sebenarnya tidak perlu diragukan lagi.
Dalam dunia kerja, pendidikan, atau bahkan kehidupan sehari-hari, impostor syndrome bisa muncul kapan saja.

BACA JUGA:Kenali Gejala Pneumonia pada Bayi dan Penanganannya

BACA JUGA:Sekda Ingatkan Pentingnya Kerjasama Penanganan Stunting

Kata “impostor” berasal dari bahasa Latin imponere, yang berarti “menempatkan di atas” atau “menipu”.
Dalam konteks modern, istilah ini merujuk pada seseorang yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya, biasanya dengan tujuan menipu atau mendapatkan keuntungan tertentu.
Namun, dalam konteks psikologi, “impostor” sering dikaitkan dengan impostor syndrome, yaitu kondisi saat seseorang merasa dirinya tidak pantas atas pencapaian atau keberhasilannya, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.

BACA JUGA:Kenali Manfaat Mengonsumsi Telur Setengah Matang

BACA JUGA:Kesulitan Urus NIB, Petugas DPM-PTSP Siap Dampingi

Orang dengan sindrom ini sering merasa seperti “penipu” karena meyakini bahwa keberhasilan mereka hanya hasil keberuntungan, bukan kemampuan mereka sendiri, meskipun sebenarnya mereka sangatlah kompeten.
Impostor syndrome merupakan suatu kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas atas pencapaiannya, meskipun ada bukti yang jelas menunjukkan kemampuan mereka.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Pauline Clance dan Suzanne Imes pada tahun 1978. Fenomena ini juga dikenal sebagai impostor phenomenon.

BACA JUGA:Ini Manfaat Baby Oil untuk Anak dan Orang Dewasa

BACA JUGA:Wujudkan Swasembada Pangan Petani Diminta Maksimalkan Lahan

Mereka yang mengalaminya sering merasa bahwa kesuksesan mereka hanyalah hasil keberuntungan atau bantuan orang lain, bukan kerja keras atau keahlian pribadi.
Ciri-ciri impostor syndrome meliputi rasa tidak percaya diri, sulit menerima pujian, perfeksionisme, serta ketakutan dianggap “penipu” oleh orang lain.

BACA JUGA:Ini Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat

BACA JUGA:Jangan Keliru, Begini Cara Tepat Menghitung Berat Badan Ideal

Pengidapnya cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan meremehkan pencapaian mereka sendiri.
Hal ini sering dialami oleh profesional muda, pelajar di lingkungan kompetitif, atau individu yang merasa harus memenuhi standar yang sangat tinggi.

Editor: Suswadi AK

Tag
Share