Martapura, Kota Kecil Di Kalimantan Yang Kaya Berlian, Daerah Penghasil Perhiasan Berkualitas Tinggi
Pasar CBS tenpat penjualan intan dan perhiasan di Martapura Kalimantan-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Martapura merupakan salah satu daerah di pulau Kalimantan yang terkenal karena kekayaan sumber daya alamnya.
Martapura merupakan kota yang berada di sekitar 45 km sebelah timur Banjarmasin.
Walaupun hanya kota kecil, namun Martapura sangat kaya akan berlian dan semua batu berharga di dalam bumi Kalimantan.
Kota ini dikenal sebagai pusat industri berlian dan menjadi tempat pemotongan dan pemolesan berlian utama di Kalimantan.
BACA JUGA:Istana Kuning, Bukti Kejayaan Kerajaan Islam Di Kalimantan, Berikut Ulasannya
Tidak hanya itu, Martapura juga menjadi produsen perhiasan berkualitas tinggi.
Jika ingin mencari oleh-oleh dengan berbagai jenis perhiasan dan aksesoris, termasuk gelang, cincin, kalung dsb, kamu bisa mengunjungi Kota Martapura.
Kualitas perhiasan Martapura tidak perlu diragukan lagi karena kualitasnya telah diakui secara global dan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Sejak dulu ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, ini menghasilkan intan yang indah dan berkualitas tinggi.
Tidak heran kalau kota ini dijuluki Kota Intan.
BACA JUGA:Kekayaan Alam dan Tambang Melimpah, Inilah 10 Kabupaten Paling Tajir di Indonesia
Di Martapura terdapat pasar tradisional yang sejak dulu menjual batu permata. pasar itu bernama Pasar Batuah.
Pada 1970-an los pasar intan dibangun di tengah-tengah Pasar Martapura untuk menampung para penjual dan perajin batu permata.
Lalu, pada pertengahan 1990-an, dibangun pula kompleks pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) untuk melengkapi los-los permata sebelumnya di Pasar Martapura.
BACA JUGA:Jangan Salah, Bengkulu Punya Potensi Tambang Emas Puluhan Ton
Intan memang primadona Martapura, umumnya Kalimantan Selatan. Praktik Pertambangan Intan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Pertambangan Intan (Studi Kasus di Kelurahan Sungai Tiung Kota Banjarbaru).
Usaha pertambangan intan di Kalimantan Selatan telah dikenal sejak abad ke-16. Diperkirakan sejak 1604 di Kalimantan Selatan telah terjadi perdagangan intan.
Di masa Kerajaan Banjar, pertambangan intan merupakan hak raja. Raja bisa memberikan sebagian tanah kerajaan sebagai apanase kepada keluarga raja.
BACA JUGA:Misteri Pulau Berlapis Emas Terungkap, Bukan Di India, Tapi Lokasinya Di Indonesia
Dari tambang intan, pemilik apanase bukan hanya memperoleh pajak tapi juga hak monopoli pembelian intan.
Setiap intan yang ditemukan sebesar 4 karat, harus dijual pada raja atau pemilik apanase.
Martapura menjadi saksi kejayaan Kerajaan Banjar. Sunarningsih dari Balai Arkeologi Banjarmasin.
Jejak kilau intan Martapura bisa dilihat dari toponim (asal-usul nama tempat) Pasayangan yang kini sebuah kelurahan di Kecamatan Martapura.
BACA JUGA:Perlu Diketahui, 5 Cara Meredakan Gangguan Kecemasan dengan Cepat dan Efektif
Nama “pasayangan” memberi gambaran dulunya merupakan tempat para pembuat perhiasan emas dan permata (barang-barang yang disayang oleh kerajaan).
Penguasaan pertambangan intan oleh raja dihapuskan oleh Belanda. Sebagai gantinya, selain eksploitasi oleh swasta, pertambangan rakyat pun tumbuh dan terus bertahan hingga kini.
Mereka menambang dengan cara mendulang. Jika beruntung, hasilnya bisa luar biasa. Pada 1965, Matsam cs mamicik (menemukan intan) seberat 166,7 karat (33 gram) yang dikenal dengan Intan Trisakti, intan terbesar pertama yang ditemukan di Kalimantan.
BACA JUGA:Cadangan Emas Di Seluma Berpeluang Ditambang, Tapi…
Meski jarang, penemuan intan dalam ukuran besar kerap terjadi. Hal itu menambah semangat para penambang rakyat.
Sebagian besar hasil penambangan itu terpajang dalam bentuk batu maupun perhiasan di Pasar Intan Martapura, yang mengintegrasikan Pasar “Batuah” Martapura dengan Pusat Pertokoan Sekumpul, Kawasan Wisata Kuliner, dan Pasar Cahaya Bumi Selamat (CBS).
Tapi yang ramai dikunjungi wisatawan untuk berburu batu permata adalah Pasar CBS.
Pasar CBS dibangun di lokasi alun-alun kota, yang telah lama menjadi ruang publik bagi masyarakat Martapura. Yang menonjol adalah keberadaan sebuah monumen besar pilar yang tegak menjulang dan dilengkapi dengan kaligrafi indah yang mencirikan masyarakat Banjar yang religius.
BACA JUGA:Emas Berserakan di Dasar Laut Indonesia, Nilainya Triliunan, Ini Lokasinya
Selain dikenal juga sebagai Kota Santri, Martapura membanggakan diri sebagai serambi Mekkah di Kalimantan.
Pasar CBS terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisi toko yang menjajakan batu permata dan cinderamata, sedangkan lantai dua berisi kios tempat workshop pembuatan perhiasan.
Wisatawan bisa mendapatkan pernak-pernik seperti gelang, kalung, cincin, atau bros yang terbuat dari aneka batu mulia. Harganya bervariasi, tergantung keunikan atau kelangkaan jenis batu.
Di dekat Pasar CBS terdapat sebuah taman yang bisa dipakai untuk rehat dan menikmati suasana kota.
Taman terletak di depan kantor bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pasar ini juga berdekatan dengan destinasi wisata religi yang terkenal di Kalimantan Selatan yakni Makam Guru Sekumpul yang terintegrasi dengan Masjid Agung Al-Karomah. (**)